۞ السَّــــــلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْــــــكُÙ…ْ
ÙˆَرَØْÙ…َــةُ اللــــهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُــــــــــهُ ۞
۞ بســـــــــــــم اللّـــه
الرّØÙ…ٰÙ†
الرّØيـــــــــــــم
۞
-----------------------------------------------------------------------
KAREBA - Zaman Soekarno dan Soeharto itu
negara benar2 kuat. Pemerintah benar2 mengayomi dan melindungi rakyatnya.
Memenuhi semua kebutuhan rakyatnya. Paling saat Soeharto tua da anak2nya dewasa
saja agak berubah.
Itulah sebabnya meski ada
perusahaan2 asing, tetap saja BUMN2 dan BUMD2 dikembangkan untuk mengelola
ekonomi negara dan kebutuhan rakyat. Rakyat Indonesia bekerja pada bangsanya
sendiri. Bukan cuma pada Kompeni Asing dan Aseng.
Ada BUMN IPTN yang membuat
pesawat dan helikopter. Pindad yang bikin senjata. PAL yang bikin kapal2 laut.
INKA yang membuat kereta api, dsb. Indonesia mandiri dan membuka lapangan kerja
bagi rakyatnya sendiri. Tidak menunggu Kompeni asing.
Ada Pertamina dan Elnusa yang
mengelola migas. Mereka kontrol produksi dan distribusi migas. Produksi minyak
Indonesia saat itu sempat mencapai 1,6 juta BPH. Jadi ironis jika produksi
minyak Indonesia saat ini turun jadi di bawah 0,8 juta bph sementara produksi
negara2 lain seperti AS, Saudi, Iran, dsb justru melonjak naik.
Indosat dan Telkom melayani
bidang satelit dan telekomunikasi. Data negara aman karena dipegang perusahaan
negara. Listrik juga dilayani oleh PLN. Rakyat kecil meski nunggak rekening
listrik, tidak langsung diputus. Beda dgn sekarang yg sistem voucher. TIdak ada
uang, langsung mati listriknya. Padahal listrik itu satu kebutuhan penting.
Pasar pun dikelola oleh BUMD
seperti PD Pasar Jaya. Pedagang kecil bisa dagang di situ. Jika tak mampu, bisa
jadi pedagang kaki lima gratis. Mereka bisa cari makan. Tetap harus tertib.
Jika ada yg melanggar, ada Tibum, Hansip, Satpol PP yang merazia mereka. Tertib
dan teratur, tapi tetap memberi hak hidup bagi pedagang kaki lima untuk cari
makan demi keluarganya.
Sekarang semua pasar PD Pasar
Jaya banyak yang terbakar (dibakar?) dan dijadikan mal2 yang dikelola Podomoro
cs dgn sewa minimal Rp 4,5 juta/bulan. Banyak rakyat tak bisa cari uang lagi
dgn dagang. Mereka menganggur. Termiskinkan.
Pemerintah juga membangun Rumah
Susun atau Perumahan lewat Perumnas. Rakyat bisa membelinya jadi milik sendiri
dgn biaya amat murah. Sekarang diserahkan ke swasta dgn harga / sewa yang
mahal.
Rakyat yg dulu punya rumah
sendiri, digusur tanpa ganti rugi. Cuma disediakan rusun sewa yang cuma gratis
4 bulan. Setelah itu bayar Rp 300 ribu/bulan. Kalau tak mampu, pergi dan jadi
gelandangan.
TVRI dan RRI dikelola oleh
pemerintah sehingga asing dan swasta tidak bisa membentuk opini publik. Rakyat
bisa memilih wakil2 yang mereka percaya.
Sembako murah, PTN dan Biaya
Kedokteran murah, cari kerja gampang dgn gaji dan tunjangan yang memuaskan.
Proyek padat karya diadakan
sehingga rakyat bisa kerja. Beda dgn investasi Cina yang buruh buta huruf saja
didatangkan dari Cina. Transmigrasi digalakkan sehingga jutaan rakyat bisa
dapat tanah 2 hektar untuk bertani dan beternak. Hasil meningkat sehingga bisa
swasembada pangan.
Swasta tidak boleh masuk sektor
agribisnis. Sehingga petani dan peternak yang merupakan 60% dari rakyat
Indonesia terlindungi dari kompeni2 yang rakus akan tanah dan merampas tanah
rakyat dgn dibantu pejabat dan aparat.
Makanya pemerintah harusnya
menguasai minimal 30% dari ekonomi Nasional. Jika tidak, ya tidak bisa apa2.
Itulah gunanya BUMN2, BUMD, PD Pasar Jaya, RSUP dan RSUD, Bank2 Pemerintah,
dsb. Jadi pemerintah masih bisa mengatur soal ekonomi.
Sumber
:
|
https://infoindonesiakita.com/2016/06/08/negara-harus-punya-peran-dalam-ekonomi-nasional/
|
۞
الØمد
لله
ربّ
العٰلمين
۞
-----------------------------------------------------------------------
0 komentar:
Posting Komentar